Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel – Sampel
merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan
hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian
dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan
sampel.
Pengertian
sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa
ahli . Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;
- Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
- Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)
TUJUAN DAN TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL
Sampling mempunyai beberapa tahapan serta tujuan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Tujuan Pengambilan Sampel;
- Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
- Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
- Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Tahapan Pengambilan Sample diantaranya;
- Mendefinisikan populasi yang akan diamati
- Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
- Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
- Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
- Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LENGKAP
Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam
tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar,
metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu
- Probability Sampling (Random Sample)
- Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).
Kedua
jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan
sampel tidak acak. Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang
diantaranya adalah purposive sampling, snowball samping, cluster sampling dll.
PROBABILITY SAMPLING
Probability
sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak.
Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian.
Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara
lain:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling.
teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara
pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat
2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat
pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama.
Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada
pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling
sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard error
penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa
sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang
dimaksud.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Setelah
mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi
agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya
tetap sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan
hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode
pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih
sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari
100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya
responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara
acak tiap kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis
adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke
puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan
seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode
Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan
tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer
tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses
pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster
Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel
jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT
NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling
adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Kriteria
inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan
tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus
yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden
mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat
memengaruhi hasil penelitian.
- Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
- Usia 18-59 tahun
- Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
- Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
- Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga
seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball
atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang
sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian
tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental)
ini, peneliti mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu.
Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang
sampelnya sulit didapatkan.
Contoh
penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan
tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome
ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus tersebut. Dengan
demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan kasus
tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode
tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik
pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling
ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian
sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias
penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik
pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian
yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien
lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10
penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara
keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
Komentar
Posting Komentar